Minggu, 26 Oktober 2008

YANG TERLEWAT DARI MENYAMBUT NUZULUL QUR'AN DI RW-013

AL QUR'AN PEDOMAN SELURUH UMAT MANUSIA MENUJU KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK

Dalam mengemban tugas Kerasulannya, Nabi Muhammad SAW telah mengalami banyak hambatan, gangguan dan bahkan ancaman. Kendatipun demikian sejarah telah membuktikan bahwa, tugas untuk memperbaiki akhlak serta membawa umatnya kearah tata kehidupan yang lebih baik, mulia dan bermartabat telah dapat dilaksanakan dengan baik. Kenyataan itu sekaligus membuktikan bahwa Al Qur'an adalah satu pedoman yang tak terbantahkan, mampu membawa seluruh umat manusia menuju tata kehidupan yang lebih baik dan diridhoi Allah SWT. Demikian sambutan yang disampaikan Ketua RW-013 Gugus Ganesha Sukmo Wibowo pada acara menyambut peringatan Nuzulul Qur'an Tahun 1429 H, di Musholla Ar-Rahman RW-013.Minggu (14 September 2008) Rangkaian acara menyambut Nuzulul Qur'an dan buka puasa bersama ditandai dengan pembacaan Ayat Suci Al Qur'an, ceramah Nuzulul Qur'an oleh KH Drs. Mukhlas Syarku, MA (dari PB NU/ Penulis buku "Debat Khilafiyah), ,Sholat Magrib berjamah, buka puasa bersama dilanjutkan sholat Isya dan Sholat Tarawih berjamaah.Hadir Pula ditengah-tengah para Jamaah Syamsunar selaku ketua Panitia dan Heri G Hadiwijya selaku sekretaris Panitia agar pelaksanaan acara dapat berjalan sukses. Sukmo Wibowo menjelaskan, bagi kaum muslim, Nuzulul Qur'an memiliki nilai yang sangat penting, karena kita berkeyakinan bahwa Kitab Suci Al Qur'an yang diturunkan pertama kalinya pada tanggal 17 Ramadhan 1393 tahun yang lalu kepada Nabi Muhammad SAW, secara keseluruhan merupakan rakhmat yang didalamnya terkandung petunjuk dan penjelasan serta pembeda antara yang hak dan yang batil. Melalui peringatan Nuzulul Qur'an, kita akan dapat mengambil makna dan hikmah sebanyak-banyaknya untuk kemudian mewujudkannya sebagai Hablu Minalloh dalam bentuk keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa Ujarnya. Ketua RW-013 berharap, agar penyelenggaraan acara peringatan Nuzulul Qur'an tidak hanya menjadi kegiatan rutinitas keagamaan semata, tetapi secara keseluruhan benar-benar dapat sebagai salah satu wahana untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Dengan demikian mudah-mudahan kita akan menjadi orang-orang yang selalu mampu mengamalkan petunjuk-petunjuk Al Qur'an dalam mencapai kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat Tegasnya.
Sementara itu, penceramah KH Drs. Mukhlas Syarku, MA (dari PB NU/ Penulis buku "Debat Khilafiyah) menjelaskan, Al Qur'an diturunkan pada bulan Ramadhan sebagai petunjuk bagi umat manusia. Tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa, ajaran Al Qur'an sebagai sumber, landasan dari ajaran Islam ternyata bersifat universal dan up todate. Penceramah KH Drs. Mukhlas Syarku,M.A juga mengatakan, Dalam sejarah masuknya Islam ke Nusantara, Wali Songo adalah perintis dakwah Islam di Indonesia, khususnya di Jawa, yang dipelopori Syeikh Maulana Malik Ibrahim (Syis, 1984; Sunyoto, 1991; Drewes, 2002). Wali Songo adalah pelopor dan pemimpin dakwah Islam yang berhasil merekrut murid-murid untuk menjalankan dakwah Islam ke seluruh Nusantara sejak abad ke-15.
Wali Songo terdiri dari sembilan wali; Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Giri, Sunan Kudus, Sunan Drajat, Sunan Muria, Sunan Gunung Jati, dan Sunan Kali Jaga.
Strata sosial kultural masyarakat Jawa sebelum kehadiran Wali Songo sangat dipengaruhi oleh kehidupan animispanteistik yang dikendalikan oleh para pendeta, guru ajar, biksu, wiku, resi, dan empu. Mereka dianggap mempunyai kemampuan mistis dan kharismatik (Thrupp, 1984). Kedudukan vital mereka diambil alih para wali dengan tetap berfokus pada kehidupan mistis religius (Stuuerheim, 1977). Era Wali Songo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di Jawa. Menurut KH Drs. Mukhlas, Peranan Mereka dalam mendirikan kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung, membuat “sembilan wali” ini lebih banyak disebut di bandingkan yang lain.
KH Drs.Mukhlas Syarku menambahkan,Saling menghargai antar umat beragama adalah sesuatu kekuatan yang harus dijaga oleh setiap individu, agar terhindar dari konflik yang disebabkan perbedaan.
Hadir dalam acara tersebut Penurus RW-013,Pengurus RT 001-004,Pengajian Ibu-Ibu Ar-Rahman RW-013, Warga RW-013 dari Lima RT dilingkungan RW-013 Gugus Ganesha.

Tidak ada komentar: