Minggu, 12 Desember 2010

Apa Beda SPBU Pertamina dengan Shell Tiga pekan lagi, jika tidak batal, Pertamina bakal bersaing ketat dengan Shell.

Heri Susanto, Iwan Kurniawan

Rencananya, awal tahun depan pemerintah akan melarang mobil pelat hitam memakai bahan bakar minyak bersubsidi. Dengan begitu, Pertamina bakal bersaing ketat perusahaan asing dalam pemasaran BBM retail nonsubsidi.

Tiga pekan menjelang penerapan kebijakan tersebut - jika tidak batal - VIVA mencoba mengunjung sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina dan Shell sebagai pembandingnya.

Keduanya, sama-sama mengusung slogan 3S, “Senyum, Sapa dan Salam”. SPBU "Pasti Pas" Pertamina yang dikunjungi berlokasi di SPBU 34-12902 Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Sedangkan, SPBU Shell terletak di Jalan Yos Sudarso Kv.48 Jakarta Utara.

Saat VIVA mengisi bahan bakar motor di SPBU 34-12902 Jalan Gatot Subroto, petugas langsung bertanya “mau isi berapa? Mulai dari nol pak ya," ujar seorang petugas dengan ramah. Petugas pom bensin lantas mengisinya.

Di areal kawasan pom bensin, SPBU Pertamina tampak disediakan tempat mengisi angin ban dan air radiator gratis bagi para konsumen yang membutuhkan.

Dalam kesempatan tersebut, VIVA sempat mewawancarai sejumlah pengendara kendaraan bermotor. Shinta misalnya. Perempuan yang memakai motor Kharisma ini lebih suka memakai Pertamax karena mesin motor menjadi lebih ringan.

Shinta mengaku memilih Pertamina dibandingkan Shell karena mencintai produk dalam negeri. “Daripada keuntungan diambil perusahaan luar negeri,” kata Shinta.

Pendapat senada disampaikan Rangga. Sebagai warga negara yang baik, dia memilih Pertamax dibandingkan Premium karena merasa tidak pantas disubsidi oleh Pemerintah.

Dhani yang dulunya memakai produk BBM asing kini beralih ke Pertamax. Dirinya mengaku pindah ke Pertamina karena jaringannya luas. Apalagi, dia sering ke luar Jakarta sehingga kesulitan menjadi SPBU lain, selain Pertamina. "Jika berganti-ganti bensin, saya takut merusak mesin," kata dia.

Data BPH Migas menyebutkan Pertamina memiliki 768 buah SPBU untuk wilayah Jabodetabek. Ini berbeda dengan Shell misalnya, yang hanya mempunyai 41 SPBU di wilayah Jabodetabek. Apalagi, Petronas yang baru bisa dihitung dengan jari.

Bagaimana dengan pom bensin Shell?
Begitu memasuki SPBU Shell di Jalan Yos Sudarso Kv.48 Jakarta Utara, langsung mendapat sapaan agak berbeda dari petugas pom bensin. “Selamat Pagi”.

Di SPBU Shell ini, tampak dua mobil sedang mengisi bahan bakar. Sembari menunggu pengisian tangki selesai, petugas SPBU Shell sedang membersihkan kaca mobil depan dan belakang mobil. “Mengelap kaca mobil depan dan belakang, serta menawarkan mengisi angin kendaraan wajib dilakukan,” ucap seorang petugas SPBU Shell.

Menurut dia, Shell selalu melakukan inspeksi pelayanan ke setiap SPBU minimal satu kali setiap bulan. Karena itu para petugas SPBU Shell wajib melayani konsumen dengan sungguh-sungguh.

Seorang pelanggan Shell, Ade mengakui memilih memakai Shell karena pelayanannya cukup bagus. “Dengan harga tak jauh berbeda tapi pelayanan lebih di Shell, seperti kaca mobil depan dan belakang dilap,” kata Ade di Jakarta.

Ade yang mengendarai mobil BMW 520 keluaran 1993 ini menjelaskan petugas SPBU Shell akan mengelap jika ada tetesan bahan bakar yang tercecer dan mengenai mobil. Dia selalu menghabiskan uang Rp 40 ribu setiap mengisi bahan bakar di Shell.

Faktor keamanan juga diutamakan oleh Shell, jika dahulu dirinya mengisi bahan bakar dengan keadaan mesin menyala, maka di Shell hal itu dilarang. Konsumen wajib untuk mematikan mesin sebelum mengisi bahan bakar, jika tidak maka petugas Shell tidak akan melayani pengisian bahan bakar.

Konsumen Shell lainnya, Niken mengaku bisa lebih hemat memakai Shell. Jika dahulu dia menghabiskan Rp170 ribu per minggu untuk mengisi BBM lain, setelah memakai Shell Super pengeluarannya jadi Rp150 ribu per minggu. "Mobil Honda Jazz saya juga lebih enak dikendarai," ujar Niken yang terganggu oleh berita kasus rusaknya Fuel Pump mobil beberapa waktu lalu.


Namun Ade mengakui ada kelemahan juga Shell, yaitu pembayaran harus ke kasir yang terletak di tengah-tengah SPBU. Karenanya, kata dia, SPBU Shell tidak cocok untuk orang yang terburu-buru. Petugas Shell yang menuang bahan bakar ke tangki bensin tidak diperbolehkan memegang uang sehingga ada jeda waktu dari petugas SPBU yang menuang ke kasir.(VIVA)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Salam kenal dari warga Perumahan Alam Tirta Lestari
www.alamtirtalestari.co.cc