Rabu, 20 Mei 2009

Hercules C 130 Jatuh di Magetan


Dalam satu semester tahun 2008 ini, telah terjadi 3 kali kecelakaan pesawat milik TNI AU. Baru sebulan yang lalu, tepatnya 6 April 2009 pesawat Fokker 27 TNI AU jatuh di Bandara Husein S Bandung dan menewaskan 24 orang . Lalu pada 11 Mei 2009, Pesawat Hercules 130 B TNI AU kembali mengalami kecelakaan di landasan pacu Bandar Udara Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Papua. Dan hari ini tanggal 20 Mei 2009, bertepatan dengan 101 Tahun Kebangkitan Nasional, Pesawat Hercules C-130 TNI AU jatuh di daerah persawahan Magetan. Sedikitnya 99 orang meninggal akibat kecelaakaan tersebut.
Pesawat Hercules milik TNI Angkatan Udara. *********
Saya mengucapkan bela sungkawa kepada korban dan para keluarga korban kecelakaan pesawat tersebut. Tentunya saya tidak akan berhenti hanya ucapan belas sungkawa semata. Dan selanjutnya, saya akan mengulas sisa yang janggal atau aneh. Ada beberapa catatan yang menjadi pertanyaan-pertanyaan pikiran saya atas jatuhnya serangkaian pesawat dalam dua bulan terakhir.
Tidak adanya penanganan serius pasca kecelakaan Fokker 27 TNI AU di Bandung, sehingga dalam waktu kurang dari 2 bulan sudah terjadi 3 kali kecelakaan.
Kontra-opini antar pejabat negara atas penyebab-penyeban kecelakaan pesawat militer TNI AU
Hercules C-130 merupakan pesawat TNI yang penggunaanya sangatlah jelas. Hercules dengan segala kelebihannya memang digunakan dalam berbagai keperluan untuk kepentingan negara. Hercules C-130 digunakan sebagai pesawat angkut pasukan, pesawat perang untuk melancarkan serang udara, evakuasi medis dalam pencarian dan penyelamatan (SAR), pengangkut barang, penelitian, pendeteksi cuaca, pengisian bahan bakar di udara, pemadam kebakaran dan patroli maritim. Dari fungsi dan tujuannya, sangatlah jelas bahwa pesawat Hercules TNI harus digunakan untuk kepentingan militer, sosial, penelitian dan bencana alam.
Di saat sedang mempersiapkan diri untuk kerja, Letkol TNI AU Asep Gunawan dikejutkan dengam berita jatuhnya Hercules, yang di dalamnya ada Nuryani isteri tercintanya. Rencana liburan ternyata berujung maut.
Demikian dikisahkan Muslim Mardoyo (48), saudara tertua Nunung, panggilan akrab Nuryani saat dijumpai di rumah duka, Kompleks Perumahan TNI AU Lanud Halim Perdana Kusuma Jl. Beranjangan IV/3 Jakarta Timur, Rabu (20/5).
Nunung adalah anak kelima dari sembilan bersaudara. Asep sendiri berada di Lanud Iswahyudi. Rencananya, Nunung bersama lima temannya hendak ke Makasar. “Mereka mau ke Makasar, mengunjungi salah satu keluarga temannya yang tergabung dalam club senam jantung,” kata Muslim.
Sudahkah Memberi Perhatian Khusus Pasca Kecelakaan Fokker di Bandung?
hanya dalam waktu kurang dari 2 bulan, sudah terjadi kecelakaan pesawat milik TNI AU dan ketiga-tiganya menyebabkan jatuh korban, 2 kecelakaanya menyebabkan total korban meninggal 123 0rang (24 orang di Bandung dan 99 orang di Magetan) dan kecelaakaan di Papua menyebabkan luka parah. Mengapa rentetan tragedi ini terjadi dalam waktu yang relatif singkat? Apakah tidak ada evaluasi yang intensif dan serius pasca jatuhnya pesawat TNI Fokker 27 di Bandung?
Pemerintah tidak Kompak atau Melepas Tanggung Jawab?
Ketiga, terjadi kontradiksi opini antara Presiden SBY, Wakil Presiden JK, Dephan Juwono Sudarsono, dan Marsekal TNI Purn Chappy Hakim. Berikut kontradiksi yang janggal:
Marsekal TNI Purn Chappy Hakim mengatakan bahwa pengetatan anggaran militer merupakan salah satu sebab kecelakaan Hercules “Apabila ditelusuri lebih jauh maka akan mudah terlihat bahwa peluang terjadinya kecelakaan pesawat terbang di TNI itu cukup besar. Anggaran maintenance yang rendah telah mengakibatkan kesiapan pesawat yang sedikit. Sedikitnya kesiapan pesawat dihadapkan dengan kebutuhan yang besar mengakibatkan training para penerbangnya tidak memadai. Dengan kualitas penerbang yang “pas-pas”an maka mudah sekali untuk ditebak bahwa peluang kecelakaan akan menjadi terbuka.”
SBY dan Menterinya Juwono Sudarsono mengatakan tidak ada pengurangan biaya maintenance Alutista. Anggaran bukan menjadi penyebab langsung. Dalam pernyataan ini, maka faktor teknis dan alamlah yang biasanya dipersalahkan.
“Soal anggaran pertahanan terkait dengan efisiensi dan optimalisasi itu yang dipangkas. Bukan biaya operasional ataupun pemeliharaan pesawat. Tapi yang dipangkas adalah pembelian alutsista. Sedangkan untuk biaya rutin seperti pemeliharaan dan sebagainya itu tidak dikurangi“.
JK secara terang-terangan mengatakan bahwa salah penyebab kecelakaan pesawat TNI yang beruntun adalah kecilnya pemerintah menganggarkan untuk alutista .
Jatuhnya pesawat angkut jenis Hercules C-130 TNI AU akibat tidak adanya anggaran yang cukup untuk pembelian alat utama sistem senjata (alutsista) di Indonesia.“Ini akibat tidak diberi porsi yang cukup untuk alutsista kita” kata JK.
Mana yang pernyataan yang benar, mana yang salah dari empat sumber diatas, kita tidak tahu secara pasti. Yang pasti adalah usia pesawat C-130 sudah 29 tahun. Usia yang relatif tua bagi ‘burung besi” untuk menjalankan misi-misi berat dalam mempertahankan negara serta kegiatan penting lainnya bagi bangsa dan negara. Anggaran 3 triliun yang diterima oleh TNI AU tentu bukan angka yang besar untuk melindungi sekitar 5 juta km persegi teritori kepulauan Indonesia.
Hercules C-130 Jatuh di Area Persawahan, Magetan pada 20 Mei 2009 **********
Hercules C-130 adalah pesawat pengangkut udara untuk pasukan militer dan sipil yang paling banyak dipakai di dunia. Terbang dengan empat mesin turboprop, dioperasikan oleh 4-6 awak (2 pilot, 1 loadmaster, 1 teknisi), pesawat ini mampu mendarat dan lepas landas dari jalur pendek atau jalur yang tidak disiapkan.
Awalnya Hercules yang dibuat Lockheed di Burbank, California, AS< adalah pengangkut tentara dan pesawat kargo. Kini digunakan untuk berbagai macam peran, untuk keperluan militer maupun sipil, termasuk gunshot (perang), infantri airborne, patroli maritim, pengamatan cuaca, pengisian bahan bakar di udara, pemadam kebakaran udara, missi kemanusiaan, penyelamatan (SAR), ambulans udara, dll.
Berikut sejumlah data dan fakta yang berhasil dikumpulkan;
Daya angkut: 20.000 kg termasuk 2-3 kendaraan tempur Humvees atau sebuah kendaraan angkut personel lapis baja M113. Kapasitas muatan: 33.000 kg, berat maksimum saat lepas landas: 70.300 kg
Kapasitas penumpang : 92 orang (sipil), atau 64 prajurit lintas udara (militer) atau , 74 pasien dengan 2 tenaga medis.
Spesifikasi : Panjang: 29,8 m, tinggi: 11,6 m, rentang sayap : 40,4 m, luas sayap: 162,1 m² . Berat kosong: 38.000 kg .
Daya jelajah: 3.800 km, kecepatan 540 km/jam, kecepatan maksimum: 610 km/jam. Ketinggian terbang: 10.000 km. Dalam posisi penuh, tangki bahan bakar mampu memuat 953 ribu gallon
Sumber tenaga: 4 buah mesin turboprop Allison T56-A-15, masing-masing 4.300 bhp (3,210 kW)
Ada lebih dari 40 model Hercules, yang pabriknya ada di Burbank, California, AS. Digunakan di lebih dari 50 negara. Melayani lebih dari 50 tahun.
C-130 Hercules juga menjadi satu-satunya pesawat militer yang masih diproduksi dan dikembangkan dengan varian terbaru C-130J Super Hercules.
Keluarga Hercules C-130 telah menciptakan rekor yang bagus untuk kehandalan dan daya tahannya, berpartisipasi dalam militer, sipil, dan bantuan kemanusiaan.
Hercules prototipe YC-130 terbang pada 23 Agustus 1954. Setelah prototype selesai, produksi dipindahkan ke Marietta, Georgia - AS, di mana lebih dari 2.000 C-130 dibuat.
Versi sipil dari C-130 Hercules adalah Lockheed L-100 Hercules. Di Indonesia perusahaan maskapai Merpati Nusantara Airlines pernah mengoperasikan jenis L-100-30.
Perbedaan utama dengan versi militer adalah mesin yang lebih lemah, jendela yang lebih banyak, dan dihilangkannya pintu besar di belakang badan pesawat. Dikemudian hari L-100 Merpati dihibahkan kepada TNI-AU untuk melengkapi armada Hercules di skadron udara 17 dan 31 yang berkedudukan di Halim, Jakarta.
Selain Indonesia, beberapa negara juga menggunakan versi sipil dari Hercules ini, bahkan beberapa negara seperti Aljazair, Kuwait dan Gabon, menggunakan L-100 untuk kepentingan militer mereka.
PERISTIWA YANG MELIBATKAN C-130 HERCULES
Pada 17 Agustus 1988 Muhammad Zia-ul-Haq, Presiden Pakistan sejak 1978, tewas , ketika C-130 yang dia tumpangi jatuh setelah lepas landas. Duta Besar dan Jenderal Amerika Serikat pada waktu itu juga turut meninggal, bersama dengan orang lainnya yang berada dalam pesawat tersebut.
Hercules TNI AU jatuh di daerah Condet, Jakarta-Timur, menewaskan sekitar 150 prajurit Pasukan Khas (Paskhas) TNI AU.
Saat Sri Sultan Hamengkubuwono IX wafat, jenazahnya diaterbangkan dari Washington DC, AS ke Indonesia dengan menggunakan pesawat Hercules. (dari berbagai sumber)
Data Pesawat Hercules C-130 A-1325

Jenis Pesawat : Hercules C-130
Tile Number : C-130 / A- 1325
Kesatuan : Skadron Udara 31
Mission : Penerbangan Angkutan Udara Militer (PAUM) 233

Route Penerbangan : Halim – Iswahjudi – Hassanuddin – Woltermongonsidi – Patimura – Biak

Awak pesawat :
1). Mayor Pnb Danu Setiawan
2). Kapten Pnb M. Firdaus Younan
3). Lettu Pnb Ferdinan Liberzani P
4). Kapten Nav Arief Permadi (Nav)
5). Lettu Lek Oman Sunantri(Rtu)
6). Kapten Tek Sujito(Jmu)
7). Peltu Suhartono
8). Praka Heru M
9). Lettu Tek Apo SM (LM)
10). Pelda M. Rohim
11). Serka Agus Indra

Penumpang : 111 orang termasuk awak pesawat
Kondisi pesawat : Terbakar
Cuaca : Cerah
Korban : 96 org penumpang + 2 warga setempat meninggal, 15 org penumpang hidup

Data Teknis
Umum
Type : L - 100 - 30
Penggunaan : Angkut Berat, pasukan, barang
Pabrik : Lockheed AC. Co. Georgia USA
Motor : Allison 501 - D 22 A.
4 buah Turbo Prop
Kemampuan Muat
Awak Pesawat : 9 org, min 4 org
Penumpang : Pasukan 128 org, pasukan para 92 org, tandu 97 buah / perawat 4 org.
Daya Angkut : 51,0007 LBS (23137 kg)
VIP : 105 org

Kemampuan Terbang
Lepas Landas : 5050 Ft
Pendaratan : 2450 Ft
Kecepatan Maksimum : 361 MPH (581 KM/HR)
Jarak Jelajah : 2090 MIL (3362 KM)
Tinggi Terbang : 32600 Ft
Lama Terbang : 10 jam

Akhir kata, saya harap, pemerintah, institusi TNI beserta pihak-pihak berwajib dan berwenang mengungkap kasus ini secara jelas dan cepat. Kecelakaan aneh di hari Kebangkitan Nasional….
Selamat Hari Kebangkitan Nasional ke-101,21 Mei 2009

Tidak ada komentar: