Sabtu, 19 Desember 2009

Sensus Penduduk 2010 Akan Habiskan Rp3,3 Triliun


Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan mengatakan pelaksanaan sensus penduduk pada Mei 2010 akan menghabiskan dana sebesar Rp3,3 triliun.

"Pada 2010 nanti merupakan puncak dari pelaksanaan sensus penduduk yang dilakukan setiap 10 tahun sekali dengan anggaran Rp3,3 triliun," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.

Ia menambahkan anggaran tersebut kurang Rp1,7 triliun dari yang diajukan dalam RAPBN 2010 sebesar Rp5 triliun, namun anggaran tersebut sudah dicicil pada 2009 seperti pengadaan komputer dan scanner.

"Jumlah Rp3,3 triliun itu sebanyak 70 persennya akan dialokasikan untuk pendataan di lapangan dengan jumlah petugas yang dikerahkan sebanyak 700 ribu dan direkrut dari seluruh lapisan masyarakat," ujarnya.

Menurut Rusman, insentif untuk para petugas yang akan bertugas melakukan sensus adalah sebesar Rp2-3 juta per orang/bulan dan untuk koordinasi tim, dana yang disediakan sebesar Rp2,5 juta.

"Dana tersebut tergantung dari instruktur utama yang akan memecah pengerjaan sensus dalam beberapa gelombang dan insentif akan diterima berbeda untuk instruktur nasional, daerah, pengawas dan petugas yang akan turun ke lapangan melakukan sensus," ujarnya.

Sensus penduduk yang akan dilakukan nanti merupakan sensus yang dilakukan keenam kalinya sejak kemerdekaan Indonesia dan bertujuan untuk menyediakan data dasar kependudukan yang terkini, baik dari segi jumlah maupun parameter-parameter kependudukan.

"Untuk BPS data sensus ini akan menjadi acuan (benchmark) sebelum sensus dilakukan 10 tahun mendatang, jadi apabila kita tidak serius melakukan sensus, data penduduk untuk 10 tahun kemudian akan terganggu akurasinya," ujar Rusman.

Menurut dia, dalam sensus ini tidak akan ada satu pun penduduk yang akan luput dari pendataan sensus karena sifatnya yang "de-facto", jadi walau seseorang tidak ber-KTP DKI namun tinggal di wilayah DKI Jakarta maka akan tetap terdaftar sebagai penduduk Indonesia.

"Nanti kita juga akan mendata kondisi rumah penduduk miskin secara komplit tidak hanya mengidentifikasi rumah dari luar seperti yang kita lakukan dalam pendataan untuk program Bantuan Langsung Tunai (BLT)," ujarnya.

Dalam sensus penduduk 2010 juga juga akan dilakukan survei sebagai bagian dari tingkat populasi dan tingkat kepercayaan.

"Kita akan melihat bagaimana tingkat pendidikan, pekerjaan yang akan lebih kita kembangkan. Survei dan sensus akan kita kaitkan serta harus `zero error` karena dengan adanya pendataan yang lebih lengkap, kita harapkan akurasinya sangat tinggi," ujarnya.

Oleh karena itu, Rusman berharap data sensus penduduk 2010 dapat dilihat sebagai input awal untuk penerapan sistem administrasi yang lebih komprehensif.(ANT)

Tidak ada komentar: